Senin, Januari 07, 2013

Under the Rain

Terimakasih kepada Hujan.

Hujan, basah, dingin, adalah hal biasa. Tetapi menjadi cerita yang luar biasa karena terjadi di gunung Merbabu (lagi).
Kali ini saya yang sebenarnya diajak naik gunung Merbabu, akan mengisahkan pengalaman pendakian kawan-kawan saya. Cukup puas dan sedikit geli melihat manusia-manusia berjubah yang kedinginan setengah mati di atas gunung. Saya bersama Gigih, Bagas dan Daniel melakukan petualangan ini setelah perayaan tahun baru, yaitu pada tanggal 2-3 kemarin. Ini adalah pengalaman pertama bagi Bagas dan Gigih, dan pengalam kedua bagi Daniel, dan saya yakin tidak akan terlupakan.

Dimulai di sebuah pagi yang cerah di Salatiga, dengan persiapan yang cukup baik kami berempat tancap gas menuju ke basecamp Cuntel. Saya menyarankan untuk berangkat pagi dengan berbagai pertimbangan, salah satunya ialah menghindari hujan. Dari hitungan matematis, saya merasa yakin bahwa hujan pasti turun sore hari. Dan ketika hujan itu turun kami sudah akan berada di dalam gardu pos pemancar Merbabu yang hangat.
Tapi siapa yang sangka ketika kami tiba di basecamp awan hitam sudah siap menghinggap bumi menjatuhkan amunisinya. Kamipun tetap berjalan, pelan dan pasti dengan irama degup jantung yang kencang dan helaan nafas lelah sebagai latar belakangnya.
Hampir 1 jam perjalanan kami, dan yang ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Hujan turun tanpa permisi ketika kami mengisi persediaan air. Dan seketika itu juga raincoat seadanya telah menutupi badan kami. Saya menjadi sangat kegirangan mendapat kondisi ini.

Dampak positif dari hujan ialah bahwa konsumsi air kami akan sedikit berkurang, dan juga kami hanya akan sedikit beristirahat. Dengan sangat menggigil kedinginan, dan saya tetap saja kegirangan, kami berempat berjalan membungkuk. Kombinasi antara lelah dan dingin yang sempurna.
Namun, perjuangan kami membuahkan hasil. Akhirnya kami tiba di gardu pos pemancar. Bertemu dengan beberapa pendaki yang hendak turun, dan akhirnya mendirikan tenda kami di dalam sana.
Di luar masih hujan, dan juga angin kencang. Sekitar pukul 6 sore kami semua sudah terdiam, lelah, dan Gigih malah sudah tertidur. Di dalam hati saya bangga, untuk diri saya sendiri dan juga untuk mereka. Hal yang baru untuk mereka, dan yah, lumayan lah....