Minggu, Mei 27, 2012

Decision

Pagi ini cuaca indah sekali. Beberapa hari terakhir ini memang langit kelihatan sedang bahagia. Dan kali ini pula, siswa-siswi SMA sedang bercemas-cemas ria menunggu pengumuman kelulusan mereka. Ya, dan saya pun pernah mengalami saat-saat itu. Satu tahun yang lalu, tepatnya tanggal 17 Mei 2011 saya juga berada dalam posisi yang sama dengan anak-anak SMA ini.
Sebuah moment yang tidak menyenangkan. Bukan karena saya tidak lulus, bukan karena saya harus berpisah dengan kawan-kawan saya.

Tapi karena saya memang tidak terlalu menyukai acara tersebut. Dan saya harus mengakui keberanian kawan saya, Bagas yang kala itu memilih menonton Spongebob Squarepants di rumah daripada ikut menghadiri wasana warsa atau yang lebih tepatnya 'pesta kelulusan'. Walaupun sebenarnya yang tidak saya sukai bukanlah acara wasana warsa tersebut tetapi lebih ke 'pesta kelulusan' yang dilakukan setelahnya. Corat-coret seragam OSIS.

Entah apa yang ada di dalam benak mereka, tiga tahun yang luar biasa diakhiri dengan pesta yang absurd dan menyedihkan. Kebahagiaan semu dari berbagai macam wajah yang tidak melihat bahwa di sisi kehidupan yang lain ada beberapa orang yang tidak dapat melanjutkan pendidikan. Ada pula mereka yang memang tidak bisa bersekolah, atau mereka yang dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi untuk mendapatkan kelulusan itu malah tidak mendapatkannya. Dan di antara kebahagian itu, di antara gelak tawa, dan di antara coretan-coretan itu, ada kawan-kawan saya, anak-anak hujan. Ah, ternyata mereka sama. Mau bagaimana lagi mereka adalah manusia, dan mereka bukanlah saya.

Saya melihat keceriaan itu di sepanjang perjalanan saya pulang. Keceriaan yang sebenarnya hampir bersinggungan dengan aksi hura-hura. Sekelompok pelajar yang tidak pernah tahu biaya sekolah mereka berpawai dengan mengendarai sepeda motor dan baju yang penuh coretan. Dan saya rasa kebahagiaan itu tidak seperti sebuah kebahagiaan karena mendapat bukti keberhasilan dalam menuntut ilmu dan memperoleh pengetahuan selama 3 tahun mereka belajar. Tetapi aksi itu lebih mirip dengan seorang tahanan yang bebas dari hukuman selama bertahun-tahun. Yah, bagaimana lagi, kebanyakan orang-orang ini melihat belajar sebagai sebuah beban dan hukuman bukan sebuah kebutuhan hidup.

Dan dari itu semua, bukan berarti saya tidak berbahagia dengan kelulusan itu. Saya begitu senang dan lebih bahagia dari mereka. Namun saya mengungkapkannya dengan cara saya sendiri...
17 Mei hari itu juga, saya dan ketiga rekan saya melakukan pendakian ke Gunung Ungaran. Ditemani cahaya bulan purnama di malam Waisak dan diiringi suara vokal Andi Deris, Helloween. Dan saya menemukan kebahagiaan saya di atas sana.

Berbahagialah kalian yang memperoleh kelulusan kalian, gunakan kelulusan itu sebaik mungkin.

Kamis, Mei 24, 2012

The Marvelous Trip, Lawu

Biarkan anjing menggonggong, dan kami tetap sampai ke puncak Lawu, Hargo Dumilah..Yeah!!!

Tepat pukul 5 sore, 18 Mei 2012 akhirnya setelah berjuang dengan sangat lambat dan  menyebalkan kami bertujuh sampai di puncak Gunung Lawu. Disambut dengan mendung yang sangat tebal sehingga kami tak jadi menikmati sunset. Tapi biar bagaimanapun ini adalah pendakian terhebat saya, sekaligus pendakian perdana yang super hebat bagi kawan saya(bersyukurlah kau Bogenx Prakoso.!!!). Dan saya yakin ia akan ketagihan untuk pendakian-pendakian selanjutnya. Bagaimana tidak, keberangkatan kami dari Basecamp Cemoro Sewu pukul 8 pagi diawali juga dengan luar biasa. Untuk pertama kalinya saya menumpang mobil saat sudah memasuki jalur pendakian dan untuk pertama kalinya pula saya menumpang mobil polisi!