Selasa, Februari 05, 2013

Perfect Stranger

Menjadi seorang loner ternyata menyenangkan juga. Sudah hampir 2 minggu ini saya ditemani oleh Jack London, Thoreau, Castro ataupun Marx, dan mengobrol dengan mereka di perpustakaan atau lapangan basket. Dan hari-hari saya pun cukup bergairah walaupun hanya dilalui dengan kegiatan tersebut.

Lebih eksotis lagi ketika hujan turun dan saya hanya bersama mereka. What a perfect day..
Ketika kawan-kawan saya menyibukkan diri dengan tes dan presentasi, atau dengan lantang dan bangga memalsukan kisah hidupnya, saya hanya akan menyandarkan punggung saya di sudut-sudut kampus yang muram di mata orang-orang. Walau nyatanya muram tempat tersebut menjadi jingga begitu rupa, di mana suatu saat nanti akan meninggalkan bekas sejarah yang takkan dilupa.

Huruf-huruf berceceran yang memenuhi buku yang saya baca seakan menghipnotis melibatkan diri saya memasuki dunia mereka. Walau kadang perlu berpikir keras untuk menelisik arti dari apa yang sedang saya baca, kemudian menemukan diri saya berada di alam ide-ide sambil mempertanyakan kenyataan yang benar-benar terjadi seperti apa yang huruf-huruf itu katakan.
Atau ketika membaca  fiksi-fiksi heroik London mengalir melalui mantra-mantranya yang penuh gairah, membuat saya terlempar ke dalam imajinasi dan memposisikan diri saya berada di dalam buku tersebut. Benar-benar saat yang manis.

Kadang memang kesendirian itu menyenangkan. Menarik diri dari jenuhnya aktivitas, menjadi terasing di sela-sela riuh kebohongan. Walau terkesan sangat egois tapi pada kenyataannya memang benar-benar hangat. Anda bisa mencobanya jika anda mau dan tidak keberatan.