Selasa, September 13, 2016

Malam-malam Tanpa Tidur serta Hari-hari Tanpa Mandi

Di antara banyak sekali kisah di masa-masa kuliah, hal-hal terbaik yang akan selalu kita ingat tentunya semua hal di luar urusan akademis. Percayalah, kita akan sangat senang sambil terkekeh-kekeh saat bercerita tentang hal-hal remeh temeh semacam membolos mata kuliah tertentu hanya untuk nongkrong di suatu tempat, atau kegiatan absurd lainnya bersama kawan-kawan kita. Dan saya sampai saat ini tak bisa membayangkan apa yang ada di benak anak-anak lain yang kuliah mati-matian hingga tak sempat berkegiatan dengan teman-temannya di kampus, atau justru biasa beralasan bahwa dia mungkin bisa kehabisan oksigen jika membolos kuliah untuk sekadar membantu teman-temannya menyelesaikan kegiatan bersama. Maksud saya, setelah akhirnya menjadi seorang sarjana pun pada akhirnya kita harus turun ke masyarakat, ke banyak orang untuk terlibat di dalam sesuatu, melaksanakan sesuatu, menjadi berguna apapun itu. Tidak hanya menjadi mesin pencetak uang yang hanya peduli terhadap dirinya sendiri. Bukan apa-apa, tapi banyak juga kawan saya yang kuliahnya santai, tak pernah belajar setiap malam atau bahkan malam sebelum tes, cukup banyak kegiatan (entah kegiatan yang berguna maupun hanya bermain-main), nyatanya lulus 4 tahun juga, dengan indeks prestasi di atas tiga setidaknya, dan mereka tetap saja loyal dengan segala kegiatan kami. Dan tentu saja pergaulan mereka jauh lebih luas. Wong nyatanya, mereka, anak-anak yang mati-matian tadi, pada akhirnya lulus dengan nilai yang tak banyak bedanya kok, paling banter tiga koma sekian dan tidak ada yang empat! Dan skripsinya? Ya sama saja, pada akhirnya juga sekadar for the sake of lulus. Tapi ya sudahlah, mau bagaimana lagi, setiap orang punya kesenangannya sendiri. Dan saya serta beberapa kawan, baik kawan fakultas atau kawan organisasi, pada kenyataannya sangat menyukai apa yang kami lakukan di luar kegiatan belajar kami.

Dari semua itu, yang hendak saya tuliskan adalah memori-memori terakhir saya saat berkegiatan bersama kawan-kawan fakultas. Kawan-kawan satu angkatan tentunya.

Adalah suatu kegiatan tahunan yang diadakan oleh fakultas. Sebuah kegiatan sebagai wadah unjuk gigi dari masing-masing angkatan untuk berekspresi dan menunjukkan kebolehan mereka dalam hal akademis dan kreativitas. Ini adalah tahun terakhir kami, atau katakanlah tahun official kami sebagai satu angkatan tertua di fakultas, sehingga tentu saja kami dengan segala cara berusaha memberikan yang terbaik untuk angkatan kami. Walaupun, tentu saja banyak dari kami yang memiliki agenda tersendiri, semacam ambisi terpendam untuk menjadi yang terhebat di antara adik-adiknya. Namun terlepas dari hal itu, kesenangan yang justru saya dan beberapa kawan saya dapatkan adalah malam-malam di mana kami harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk angkatan kami dalam acara tersebut. Ya, kami mesti mengupayakan banyak sekali hal. Urusan tetek bengek dari perlengkapan dan aksesoris yang dibutuhkan angkatan kami, hingga malam-malam di mana kawan-kawan kami harus berlatih untuk perlombaan seperti mini drama, dance, lomba debat, serta kuis-kuis sederhana yang dipertandingkan di dalam acara tersebut. Dalam kesibukan semacam ini, setiap orang yang terlibat adalah berguna! Entah apa pun yang bisa mereka berikan. Macam, Teduh, kawan saya yang a la profesor itu yang dengan suka rela mengirimkan beberapa bilah bambu hijau yang masih hangat untuk property drama kami, atau Mario yang menyediakan rumahnya sebagai basecamp untuk menginap dan mengerjakan barang-barang tersebut. Semua orang yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing. Dari para konseptor dan eksekutor dengan fungsi yang krusial hingga kawan-kawan saya yang runtang-runtung ke sana kemari sebagai penghibur. Tak apalah, karena penghibur nyatanya juga penting. Dan di antara itu semua, tentu saja masing-masing kami memiliki urusan sendiri-sendiri, kami punya kegiatan lain di luar sana, kami punya jadwal kuliah yang berbeda-beda, kami punya tanggung jawab, namun tetap saja, bangga rasanya mengingat betapa kawan-kawan saya ini berdedikasi untuk hal-hal bersama ini.

Kurang lebih tiga hari yang saya rasakan di mana karpet kotor, pintu-pintu kayu yang tercoret kuas, sofa dan banyak sekali barang di rumah Mario dengan bau-bauan aneh yang bercampur telah menjadi saksi bagaimana kami dengan tekun menghabiskan waktu-waktu kami yang mungkin akan lebih berguna untuk belajar mata kuliah yang saat ini pun saya tak ingat lagi. Tiga hari bagi saya, dan beberapa hari lebih banyak bagi kawan-kawan saya yang lain. Bukan apa-apa, sebelumnya saya hanya merasa agak enggan untuk bergabung karena ke-tidak-satu-visi-an di antara mereka akibat dari kemenangan yang kami dapatkan di pekan olahraga fakultas kami, EDO, ditambah dengan alasan-alasan lainnya. Kau tentu akan merasakan kegamangan ketika kualitas pertemananmu mulai diukur dari hasil dan bukannya usaha. Semacam kelupaan bahwa kegembiraan yang kami dapatkan tentunya adalah hal-hal sederhana atas kerja keras bersama yang lebih agung daripada hasil yang sekarang pun hilang begitu saja. Dan saat membicarakan menang atau kalah, beberapa hal mungkin sudah bergeser dari kebersamaan dan lebih kepada pencapaian. Ya, dan saya cukup enggan. Namun, setelah meluruskan beberapa hal dengan Ulfa, Grace dan Mario disertai rasa sentimentil yang berlebih beberapa malam sebelumnya, saya jadi bisa memaklumi hal-hal semacam itu terjadi di antara kawan-kawan kami. Saya pun harus bergabung di sisa tiga hari tersebut bersama mereka. Tiga hari, tanpa mandi maupun ganti baju -karena tidak sempat, dan tanpa tidur, tentu saja. Itulah yang terjadi.


Dan membolos kuliah untuk urusan semacam ini tentu bukan hal baru bagi kami. Akan ada banyak cerita jika kami harus kisahkan satu per satu. Mulai dari EDO, Loved ini, natal fakultas, Drama dan kegiatan-kegiatan semacamnya yang tentu saja memiliki kisahnya masing-masing. Beberapa dosen di fakultas kami ternyata cukup maklum dengan hal-hal semacam ini. Yah, selain karena mereka cukup dekat dengan kami, tentu saja karena dulunya mereka juga pernah terlibat di dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Dan membolos untuk kegiatan terakhir kami, pastilah memiliki prioritas yang lebih.

Ini adalah hari-hari yang berkeringat dan mengganggu. Kami harus memutar otak untuk mengerjakan sesuatu seperti yang diharapkan kawan-kawan kami di angan-angan mereka. Juga malam-malam lembur bagi beberapa dari kami. Ya, kami saat hanya berlima, berdelapan atau saat bersepuluh, entahlah. Di mana kami akan bertukar cerita tentang apa saja. Malam di mana kami begitu sering membayangkan bahwa mungkin ini adalah kerja keras yang kami lakukan bersama untuk terakhir kalinya, malam untuk mengenang apa-apa saja yang sudah kami lewat, hingga malam di mana kami merencanakan reuni yang kami saja bahkan belum berpisah! Konyol sekali. Malam itu juga adalah malam saat kami sesungguhnya akan lebih banyak berbisik-bisik atau tertawa dengan nada yang tertahan karena kami berada di lingkungan orang lain sekitaran jam 11 malam hingga 2 pagi. Hal itu terjadi lantaran kami mesti berpindah tempat dari rumah Mario ke pos kami yang lain, di mana kami menyimpan barang-barang besar yang tidak mungkin bisa disimpan di rumah Mario. Dan tentu saja, pembicaraan sentimentil tentang kisah-kisah kawan kami, Mario yang selalu saja membuat kami bergairah untuk tetap terjaga melupakan kantuk dan lelah kami sambil menggores tinta atau menancapkan paku payung di frame besar yang sudah disediakan oleh Iwan.

Dan malam-malam tanpa tidur serta hari-hari tanpa mandi tersebut akhirnya terbayar dengan kemenangan yang manis, suka cita dan kebahagiaan dari kami semua. Semua yang terlibat maupun tidak, semua yang mengingat maupun lupa, dan semua yang berbangga dan semuanya.

Saya percaya bahwa kelak kami akan membicarakan hal ini kembali. Saat kami sekali lagi menjadi para pengingat dan pelamun. Merindukannya, mungkin. 




P.S: Ide untuk menulis ini didapat saat saya dan kawan saya, Mario mengingat-ingat tentang rangkaian kegiatan yang kami katakan cukup 'gila' di akhir tahun 2014. Mulai dari kegiatan macam EDO, dekor Natal fakultas, Drama fakultas hingga Loved di tahun 2015 dan seterusnya hingga pertengahan 2016 ini. Juga tentu saja, kami mengingat betapa kami ini selalu tak jauh-jauh dari istilah; tukang, lembur, bolos kuliah dan hal-hal belakang layar lainnya.


P.S lagi: Saya juga sempat mengambil beberapa video amatir dengan kamera ponsel saya tanpa sepengetahuan kawan-kawan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar