Senin, Oktober 06, 2014

Mendadak Mahameru 3 : Men Behind The Backpacks






Alangkah baiknya jika saya perkenalkan lima pria power ranger yang gagah-gagah ini dalam petualangan Mahameru  kala itu. Atau sebaiknya empat saja, yaitu kawan-kawan saya yang dengan sangat menyebalkan menelantarkan saya di terminal Tirtonadai sebelum keberangkatan kami. Saya hanya tak bisa menahan diri ingin menceritakan tentang mereka. Kawan-kawan yang hebat dalam petualangan yang tak kalah hebat.


Minggu, Oktober 05, 2014

Mendadak Mahameru 2 : Mengenang Puncak Para Dewa


Mengenang sebuah perjalanan dan orang-orang yang menemaninya merupakan hal yang saya dan kawan-kawan saya biasa lakukan. Hal itu adalah pekerjaan yang manis ketika mengulang-ulang ingatan tentang segala kejadian dalam sebuah petualangan. Dan benarlah ucapan Gabug, kawan saya itu, bahwa pendakian Mahameru beberapa minggu lalu akan kami ingat sebagai kenangan yang akan bertahan cukup lama.

Kamis, Oktober 02, 2014

Mendadak Mahameru 1 : Departure

"Anjing. Ini benar-benar gila!" Saya tak henti-hentinya mengumpat saat itu.

Bersama laju bus yang secepat kilat menerobos gelap malam minggu itu, saya hanya bisa mengumpat dan tertawa-tawa seperti tak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Itu merupakan umpatan-umpatan berkonotasi positif. Bukan sumpah serapah karena hal-hal menjengkelkan yang tengah terjadi atau karena

Rabu, September 10, 2014

Liburan Awal Semester

Yogjakarta!
Satu lagi cerita yang mungkin pantas untuk ditulis, dan juga satu lagi tulisan tentang sebuah perjalanan dadakan yang cukup memberikan efek menyegarkan pikiran dan hari-hari berikutnya.
Dan begitu, setelah beberapa saat yang lalu sempat bertamasya ke Jogja dengan kawan-kawan SMA, kini saya bersama segelintir kawan se-angkatan fakultas saya mengisi akhir pekan kami yang sebenarnya

Kamis, Agustus 14, 2014

Agustus!


Photo credit: wikipedia.org/audioslave

Entahlah, saya sedang kehilangan banyak sekali ide menulis karena kelelahan. Namun saya ingin sedikit corat-coret atau bercerita dengan agak semrawut mengenai bulan ini. Ya, Agustus datang dengan ramah. Ia datang saat bulan akan bersinar terang dengan apa yang orang-orang sebut sebagai 'Supermoon'. Ia juga datang dengan meteor-meteor perseidnya di setiap penjuru langit malam. Ia masih sama seperti biasanya, seperti saat seorang anak manusia

lahir dari rahimnya, setia membelai cakrawala membangunkan bagaskara dari tilamnya. Ia membiarkan angin timur bertiup hangat, menjauhkan butir-butir air turun memberi kesejukan pada tanah yang menganga kehausan. Bulan yang bagi beberapa nasionalis, atau mungkin sebut saja warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baik, merupakan bulan yang heroik dan berapi-api. Ah, terlalu klise untuk membicarakan hal-hal serupa.

Saya akan melihat Agustus sebagai hari-hari yang riuh dan bergembira. Dengan sejuta kegiatan dan antusiasme masyarakat dari berbagai kalangan. Juga keriangan anak-anak sekolah yang dengan tertib berbaris menyambut Sang Saka Merah Putih berkibar bersama angin hangat Agustus di pucuk tiang-tiang bendera sekolah mereka. Ada juga beberapa pemuda yang tengah sibuk mempersiapkan liburan mereka. Menjelajah hutan, merajai jalan, juga menggapai puncak-puncak tertinggi, dari puncak para dewa di Mahameru hingga menggerayapi tubuh dewi Anjani. Dan saya hanya akan mengucapkan selamat jalan dan hati-hati.

Di antara semua itu, saya bukannya tidak melakukan apa-apa. Saya juga akan berada di tengah atmosfir gegap gempita tersebut. Menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan sederhana yang merupakan cerminan antusiasme masyarakat tentang negerinya yang bertambah usia kemerdekaannya. Yang bagi beberapa orang masih dengan bingung mencari definisi kata merdeka itu sendiri. Aduh, bukankah sudah saya katakan di atas bahwa terlalu klise untuk berbicara tentang hal-hal demikian?

Sudahlah. Ada beberapa hal yang akan saya lakukan terlepas dari kegegapgempitaan perayaan tahunan negeri ini. Melaksanakan sebuah mini project dengan beberapa kawan untuk sekedar ber-jam session bersama. Belajar banyak sekali hal tentang lingkungan hidup bersama kawan-kawan organisasi. Menepati sebuah janji dengan seorang teman. Hingga menghabiskan malam-malam bersenang-senang dengan kawan-kawan saya. Akan tetapi, ada juga saat saya ingin sendirian, duduk-duduk tak melakukan apa-apa dan hanya mendengarkan Audioslave dengan lagunya Doesn't Remind Me. Sesekali juga bersama Chris Cornell menyanyikannya, "I like throwing my voice and breaking guitars. Cause it doesn't remind me of anything. I like playing in the sand what's mine is ours. If it doesn't remind me of anything." Saya jadi ingat kawan saya, Daniel yang pada saat itu bersikeras ingin mendengarkan lagu-lagu Metallica untuk melupakan suatu perkara yang membebani hatinya.. Ia ingin melakukan hal-hal yang mencegah ingatannya berbalik pada perkara yang memusingkan dirinya.

Yah, dan bulan Agustus baru berjalan beberapa hari. Kita masih berada di tengah-tengahnya. Mungkin ia akan memberikan beberapa potong kejutan yang akan kita ingat sepanjang sisa tahun ini, atau lebih. Mungkin pula ia telah menyiapkan sesuatu sebagai sebuah titik tolak bagi kehidupan beberapa orang. Ia tidak akan tergesa-gesa berlalu. Dan pada saatnya nanti, ketika ia berlalu, kita akan berterimakasih untuk hal-hal baiknya yang ia tinggalkan.